Temanggung, Desa Batursari – Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro berhasil menyelesaikan sebuah proyek inovatif di Desa Batursari, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, yakni pembuatan peta kerawanan longsor menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Peta ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam upaya mitigasi bencana di desa yang bertopografi berbukit ini.
Kegiatan pembuatan peta yang telah berlangsung sejak Juli 2024 ini menggabungkan metode pemetaan lapangan dengan pemanfaatan teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis). Data yang diperoleh dari kedua metode tersebut kemudian diolah dan divisualisasikan secara cermat. Dalam proses pembuatannya, mahasiswa KKN juga berkoordinasi dengan perangkat Desa Batursari. Beberapa parameter penting yang dipertimbangkan dalam pembuatan peta ini meliputi jenis batuan, kemiringan lereng, curah hujan, dan jenis vegetasi.
Salah satu anggota Tim KKN, Wahyu Agung Saputra menjelaskan “Desa Batursari memiliki potensi bahaya longsor yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan kondisi geografis Desa Batursari yang berbukit-bukit dan sangat rentan terhadap curah hujan tinggi”. Oleh karena itu, pembuatan peta kerawanan longsor menjadi sangat penting. Peta ini akan berfungsi sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang paling berisiko terkena longsor, sehingga langkah-langkah mitigasi dapat dilakukan secara lebih efektif.
Peta kerawanan longsor Desa Batursari telah resmi diserahkan pada tanggal (5/08/2024)," ungkap Bapak Eko Prasetyo, Kepala Desa Batursari. "Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa KKN Undip atas bantuannya. Peta ini akan menjadi pedoman penting bagi desa kami dalam upaya mitigasi bencana longsor. 'Dengan adanya peta ini,' ujar Bapak Eko, 'kami dapat lebih fokus dalam melakukan langkah-langkah pencegahan di daerah-daerah yang berpotensi rawan.'"
Kegiatan pembuatan peta kerawanan longsor ini tidak hanya berhenti pada tahap penyusunan, tetapi juga melibatkan kolaborasi intensif dengan masyarakat dan perangkat desa untuk memastikan peta yang dihasilkan benar-benar merepresentasikan kondisi lapangan secara akurat. Setelah melalui proses yang komprehensif, peta tersebut berhasil diselesaikan dan diserahkan secara resmi, menjadi pedoman yang penting bagi upaya mitigasi bencana. Lebih dari sekadar sebuah peta, hasil kerja sama ini menunjukkan kontribusi nyata mahasiswa dalam pembangunan desa yang lebih tangguh, sekaligus menegaskan pentingnya peran teknologi dalam mendukung keputusan bijaksana terkait pembangunan dan mitigasi bencana di masa mendatang.
Penulis:
Wahyu Agung Saputra
Mahasiswa Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook